
Demam bisa menjadi tanda dari berbagai jenis penyakit. Namun dua kondisi yang sering membuat bingung masyarakat karena gejalanya mirip adalah Demam Berdarah Dengue (DBD) dan tifus (demam tifoid). Padahal, penanganan kedua penyakit ini cukup berbeda. Jika tidak dikenali dengan tepat, bisa berisiko pada keterlambatan penanganan medis.
PAFI KOTA SUNGAI PENUH (PERSATUAN AHLI FARMASI INDONESIA) menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat agar dapat membedakan gejala DBD dan tifus dengan lebih baik. Dengan begitu, langkah penanganan pertama bisa dilakukan secara tepat dan cepat.
Apa Itu DBD dan Tifus?
DBD (Demam Berdarah Dengue) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini biasanya meningkat jumlah kasusnya saat musim hujan, karena populasi nyamuk berkembang biak lebih banyak.
Tifus atau demam tifoid, di sisi lain, disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi yang biasanya masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Kedua penyakit ini sama-sama menimbulkan demam, namun mekanisme penyebabnya sangat berbeda. Karena itu, mengenali gejalanya sejak awal sangat penting agar tidak salah dalam menangani.
Gejala DBD yang Perlu Diwaspadai
Menurut PAFI KOTA SUNGAI PENUH, gejala DBD umumnya muncul 4–10 hari setelah digigit nyamuk yang membawa virus. Beberapa gejala khasnya antara lain:
-
Demam tinggi mendadak, bisa mencapai 39–40°C
-
Sakit kepala parah
-
Nyeri di belakang mata
-
Nyeri otot dan sendi
-
Mual dan muntah
-
Bintik merah atau ruam di kulit
-
Trombosit menurun (hasil laboratorium)
Gejala yang membedakan DBD dari tifus adalah munculnya bintik merah yang tidak hilang saat ditekan serta penurunan jumlah trombosit dalam darah secara drastis.
Gejala Tifus yang Harus Dikenali
Sementara itu, tifus memiliki gejala yang cenderung berkembang perlahan. PAFI KOTA SUNGAI PENUH menjelaskan bahwa gejala tifus sering kali meliputi:
-
Demam yang meningkat perlahan (umumnya pada sore dan malam hari)
-
Sakit kepala
-
Gangguan pencernaan seperti perut kembung, diare atau konstipasi
-
Badan terasa lemas
-
Nyeri otot
-
Lidah tampak putih di bagian tengah
-
Nafsu makan menurun
Berbeda dari DBD, penderita tifus sering mengalami gangguan pencernaan dan demamnya tidak terlalu tinggi, namun terus menerus berlangsung selama beberapa hari.
Cara Membedakan Secara Kasat Mata
Meski keduanya menimbulkan demam, PAFI KOTA SUNGAI PENUH menekankan bahwa pola demam bisa menjadi petunjuk awal:
-
Demam DBD biasanya tinggi secara mendadak, disertai dengan nyeri otot yang sangat terasa.
-
Demam tifus meningkat secara perlahan dan biasanya dibarengi keluhan pada saluran pencernaan.
Selain itu, pada kasus DBD, pasien sering mengalami penurunan trombosit yang drastis dan bisa terlihat gejala perdarahan ringan seperti mimisan atau gusi berdarah. Sedangkan pada tifus, gangguan pencernaan dan lemas berlebihan menjadi gejala yang menonjol.
Kapan Harus Segera ke Dokter?
PAFI KOTA SUNGAI PENUH mengingatkan masyarakat untuk tidak menunda ke fasilitas kesehatan jika mengalami demam lebih dari 3 hari, terlebih bila disertai gejala berat seperti muntah terus-menerus, lemas, atau keluar bintik merah di kulit.
Pemeriksaan laboratorium seperti tes darah sangat diperlukan untuk mengetahui apakah penyebab demam adalah virus dengue atau bakteri tifus. Diagnosis yang tepat akan menentukan langkah pengobatan yang sesuai.
Peran PAFI KOTA SUNGAI PENUH dalam Edukasi Kesehatan
Sebagai bagian dari PERSATUAN AHLI FARMASI INDONESIA, PAFI KOTA SUNGAI PENUH berkomitmen untuk terus memberikan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat dalam hal kesehatan. Apoteker yang tergabung dalam PAFI memiliki peran penting dalam memberi informasi yang akurat tentang penyakit, penggunaan obat yang benar, dan deteksi dini gejala-gejala penyakit seperti DBD dan tifus.
PAFI juga mendorong masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah penyebaran nyamuk penyebab DBD, serta memperhatikan higienitas makanan untuk menghindari tifus.
Meskipun DBD dan tifus memiliki gejala yang mirip, keduanya adalah penyakit dengan penyebab dan penanganan yang berbeda. Masyarakat perlu lebih peka terhadap gejala yang muncul dan segera mencari bantuan medis bila demam tidak kunjung turun.
PAFI KOTA SUNGAI PENUH mengajak seluruh warga untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya diagnosis dini, tidak mengobati sendiri tanpa pemeriksaan, dan mempercayakan pengobatan pada tenaga kesehatan yang kompeten. Dengan penanganan yang tepat, risiko komplikasi serius dari kedua penyakit ini bisa diminimalkan.